Melihat Bintang Netron dari Permukaan Bumi
Author: The Mystery Man
Bintang netron (BN) menarik perhatian para ilmuwan karena
kondisinya yang sangat ekstrem. Betapa tidak. Bintang yang memiliki diameter
hanya sekitar 25 km ini memiliki massa sekitar
1,4 kali massa matahari atau setara dengan
setengah juta kali massa
bumi. Dengan demikian medan gravitasi di
permukaan bintang ini berkisar 200 milyar kali lebih kuat dari medan gravitasi di permukaan bumi. Medan gravitasi sebesar
ini akan mampu meremukkan benda-benda yang ada dipermukaannya serta atom-atom
penyusun benda tersebut. Sebagai gambaran, seseorang yang jatuh ke permukaan BN
akan menabrak permukaannya dengan kecepatan 150.000 km per detik atau energi
yang dihasilkan oleh tabrakan tersebut setara dengan 100 megaton ledakan
nuklir. Tidak hanya sampai di situ. Sebuah BN dapat memiliki medan magnetik hingga 100 gigatesla. Medan magnet sebesar itu
dapat menghancurkan semua informasi di dalam semua kartu kredit yang ada di
atas permukaan bumi, jika BN diletakkan pada orbit bulan. Sebagai perbandingan,
medan magnet
bumi hanya berkekuatan sekitar 60 mikrotesla.
Proses
terbentuknya bintang netron
BN berawal dari bintang biasa yang sudah kehabisan bahan
bakar nuklirnya. Bintang-bintang yang terlihat di malam hari mengalami
kesetimbangan antara gaya
gravitasi yang berusaha mengerutkan bintang dan gaya-gaya akibat ledakan nuklir
yang berusaha membuyarkan materi bintang. Saat bahan bakarnya habis, gaya gravitasi mulai
bekerja dan terjadilah serangkaian reaksi fusi dan fisi nuklir yang diikuti
dengan proses supernova, suatu ledakan maha dahsyat yang memancarkan cahaya
terang benderang mengalahkan seluruh cahaya yang ada di galaksi tempat bintang
bermukim. Cahaya ini muncul dari pelepasan energi akibat penurunan drastis massa bintang (hukun
kekekalan energi, E=mc2). Diyakini bahwa bintang netron berasal dari bintang
berukuran 15 hingga 30 kali matahari (meski demikian, angka ini terus berubah
dengan meningkatnya akurasi simulasi supernova). Bintang yang lebih berat akan
menjadi lubang hitam (black hole) sedangkan bintang yang lebih ringan akan
berakhir sebagai kerdil putih (white dwarf) jika mereka mengalami proses
serupa. Di samping itu, hukum kekekalan momentum akan menaikkan rotasi bintang
secara drastis, suatu penjelasan mengapa BN dapat berotasi hingga 600 putaran
per detik.
Gambar 1. Susunan
bintang netron menurut teori serta data eksperimen yang ada saat ini. Atmosfir
bintang sangat tipis, kulit bintang yang mayoritas terdiri dari besi juga hanya
memiliki ketebalan sekitar 1 km. Inti luar yang disusun oleh netron “cair”
menyelimuti inti dalam yang belum diketahui secara pasti apa isinya. Jari-jari
bintang netron sendiri diperkirakan hanya sekitar 12 km, namun massanya sekitar
1,4 kali massa matahari atau 500.000 kali massa bumi.
Crab Nebulae Bintang Neutron |
Gambar 2. Gambar
kiri menunjukkan Crab Nebula, hasil ledakan sebuah bintang (supernova) pada
tahun 1054. Nebula ini berukuran sekitar 10 tahun cahaya (1 detik cahaya sama
dengan 300.000 km). Pusat nebula dihuni sebuah pulsar, sebuah bintang netron
dengan massa seberat massa matahari namun berukuran tidak lebih dari sebuah
kota. Pulsar ini berotasi sebanyak 30 putaran per detik. Gambar kanan
memperlihatkan (tanda panah) bintang netron yang terisolasi yang berhasil
direkam oleh teleskop ruang angkasa Hubble. (Diambil dari Astronomical Picture
of the Day).
Dari informasi
energi ikat nuklir diketahui bahwa reaksi fusi yang terjadi akan berhenti jika
material bintang telah menjadi besi. Dengan demikian terjadi penumpukan besi
hingga massa BN menjadi 1,4 kali massa matahari. Setelah mencapai fase ini gaya
degenerasi elektron yang selama ini mampu melawan gaya pengerutan gravitasi
mulai menyerah. Tekanan gravitasi yang sangat kuat akan memicu proses URCA,
yaitu proses penggabungan proton dan elektron menjadi netron dan neutrino.
Karena neutrino sangat halus, diyakini ia berinteraksi sedikit sekali dengan
material bintang dan, setelah membantu terjadinya proses supernova, neutrino
akan pergi. Tinggalah netron yang selanjutnya membentuk BN.
Struktur bintang
neutron
Gaya gravitasi di
permukaan BN sangat besar, 200 milyar kali lebih kuat dari gravitasi bumi.
Bersama-sama dengan medan magnetik sebesar 100 gigatesla yang muncul akibat
rotasi BN, gaya ini sanggup menghancurkan seluruh struktur atom yang ada di
permukaannya. Dengan demikian permukaan BN hanya didominasi oleh nukleus (inti
atom) besi. Jika kita masuk sedikit ke dalam, kita akan menemukan tekanan yang
sangat besar, sehingga kerapatannya dapat mencapai 1 ton/cc. Nukleus-nukleus yang
lebih berat menghuni daerah ini. Di tempat yang lebih dalam kerapatan menjadi
400.000 ton/cc, suatu keadaan yang memungkinkan netron untuk bebas bergerak
mengalir keluar dari nukleus. Lebih dalam lagi, kita akan menemukan apa yang
disebut peneliti sebagai deretan “pasta-antipasta”. Deretan ini dimulai pada
kerapatan sekitar 1 juta ton/cc, suatu tempat dimana nukleon-nukleon bergabung
mirip seperti “daging-bakso”. Lebih ke dalam lagi kita akan menemui bentuk
“lasagna-antilasagna”, “spageti-antispageti”, serta apa yang dinamakan “keju
Swiss”. Di tempat yang kerapatannya melebihi 280 juta ton/cc dapat muncul
partikel-partikel eksotis seperti kondensat-pion, hiperon-lambda, isobar delta,
serta plasma quark-gluon. Meski perkiraan teoretis ini sangat mencengangkan,
pengamatan langsung BN belum sepenuhnya dapat memberi dukungan.
Penelitian yang dilakukan
Relatif tidak terlalu sulit untuk menghitung tekanan,
rapat-massa dan jari-jari BN, asalkan rapat-massa di pusat BN serta persamaan
keadaan materi BN diketahui. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan salah
satu solusi persamaan relativitas umum Einstein yang disebut sebagai persamaan
Tolman-Oppenheimer-Volkoff. Dari
sini momen inersia BN juga dapat dihitung. Saat ini, pengamatan eksperimen
mulai diarahkan untuk mengukur momen inersia BN. Masalahnya adalah: persamaan
keadaan materi yang ekstrem-rapat ini tidak diketahui secara pasti dan para
ilmuwan hanya dapat mengandalkan model matematis. Untungnya, eksperimen materi
super-rapat dapat dilakukan di atas permukaan bumi melalui tumbukan ion-ion
berat, seperti yang dilakukan oleh para fisikawan di GSI Darmstadt, Jerman, dan
di RHIC Brookhaven, Amerika. Hasil eksperimen ini dapat dimanfaatkan untuk
memperbaiki model-model persamaan keadaan tadi, sehingga pengamatan BN dapat
memberi informasi akurat tentang kerapatan massa di pusat BN. Pada akhirnya
para ilmuwan akan mampu memperkirakan secara akurat apa yang terdapat dan
terjadi di dalam BN.