Bulan
Bulan purnama
dilihat dari bumi (Belgia).
Bulan adalah
satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di
Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan
sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.
Jarak rata-rata
Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali diameter
Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km,[1] sedikit lebih kecil dari seperempat
diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen volume Bumi dan
tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada tarikan gravitasi
Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode orbit),
dan variasi periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari bertanggungjawab atas
terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (periode sinodik).
Massa jenis Bulan
(3,4 g/cm³) adalah lebih ringan dibanding massa jenis Bumi (5,5 g/cm³),
sedangkan massa Bulan hanya 0,012 massa Bumi.
Bulan yang
ditarik oleh gaya gravitasi Bumi tidak jatuh ke Bumi disebabkan oleh gaya
sentrifugal yang timbul dari orbit Bulan mengelilingi bumi. Besarnya gaya
sentrifugal Bulan adalah sedikit lebih besar dari gaya tarik menarik antara
gravitasi Bumi dan Bulan. Hal ini menyebabkan Bulan semakin menjauh dari bumi
dengan kecepatan sekitar 3,8cm/tahun.
Bulan berada
dalam orbit sinkron dengan Bumi, hal ini menyebabkan hanya satu sisi permukaan
Bulan saja yang dapat diamati dari Bumi. Orbit sinkron menyebabkan kala rotasi sama dengan kala revolusinya.
Di bulan tidak
terdapat udara ataupun air. Banyak kawah yang terhasil di permukaan bulan
disebabkan oleh hantaman komet atau asteroid. Ketiadaan udara dan air di bulan
menyebabkan tidak adanya pengikisan yang menyebabkan banyak kawah di bulan yang
berusia jutaan tahun dan masih utuh. Di antara kawah terbesar adalah Clavius
dengan diameter 230 kilometer dan sedalam 3,6 kilometer. Ketidakadaan udara
juga menyebabkan tidak ada bunyi dapat terdengar di Bulan.
Bulan adalah satu-satunya benda langit yang pernah didatangi
dan didarati manusia. Obyek buatan pertama yang melintas dekat Bulan adalah
wahana antariksa milik Uni Sovyet, Luna 1, obyek buatan pertama yang membentur
permukaan Bulan adalah Luna 2, dan foto pertama sisi jauh bulan yang tak pernah
terlihat dari Bumi, diambil oleh Luna 3, kesemua misi dilakukan pada 1959.
Wahana antariksa pertama yang berhasil melakukan pendaratan adalah Luna 9, dan
yang berhasil mengorbit Bulan adalah Luna 10, keduanya dilakukan pada tahun
1966.[1] Program Apollo milik Amerika Serikat adalah satu-satunya misi berawak
hingga kini, yang melakukan enam pendaratan berawak antara 1969 dan 1972.
Bulan sebagai penanda waktu
Fase bulan pada saat mengelilingi bumi
Bulan purnama adalah keadaan ketika Bulan nampak bulat
sempurna dari Bumi. Pada saat itu, Bumi terletak hampir segaris di antara
Matahari dan Bulan, sehingga seluruh permukaan Bulan yang diterangi Matahari
terlihat jelas dari arah Bumi.
Kebalikannya adalah saat bulan mati, yaitu saat Bulan
terletak pada hampir segaris di antara Matahari dan Bumi, sehingga yang
'terlihat' dari Bumi adalah sisi belakang Bulan yang gelap, alias tidak nampak
apa-apa.
Di antara kedua waktu itu terdapat keadaan bulan separuh dan
bulan sabit, yakni pada saat posisi Bulan terhadap Bumi membentuk sudut
tertentu terhadap garis Bumi - Matahari. Pada saat itu, hanya sebagian
permukaan Bulan yang disinari Matahari yang terlihat dari Bumi.
Mati-sabit-separuh-cembung-purnama
Asal usul
Asal - usul bulan tidak diketahui secara pasti, tetapi
ilmuan menemukan bukti besar bahwa Bulan berasal dari tubrukan bumi dengan
planet kecil yang bernama theira sekitar 3 milyar tahun yang lalu, dan
menghasilkan debu yang berjumlah sangat banyak dan mengorbit di sekeliling bumi
dan akhirnya debu mengumpul menjadi bulan. Pada awalnya jarak bulan pada
pertama kali hanya sekitar 30.000 mil atau 15 kali lebih dekat dari jarak Bulan
dengan Bumi sekarang. Dari hasil penelitian Bulan menjauh sekitar 3,8 cm per
tahunnya.
Sumber : Wikipedia