A black hole is a region of spacetime from which nothing, not even light, can escape.[1] The theory of general relativity predicts that a sufficiently compact masswill deform spacetime to form a black hole. Around a black hole there is a mathematically defined surface called an event horizon that marks the point of no return. It is called "black" because it absorbs all the light that hits the horizon, reflecting nothing, just like a perfect black body in thermodynamics.[2] Quantum mechanics predicts that black holes emit radiation like a black body with a finitetemperature. This temperature is inversely proportional to the mass of the black hole, making it difficult to observe this radiation for black holes of stellar mass or greater.
Objects whose gravity field is too strong for light to escape were first considered in the 18th century by John Michell and Pierre-Simon Laplace. The first modern solution of general relativity that would characterize a black hole was found by Karl Schwarzschild in 1916, although its interpretation as a region of space from which nothing can escape was not fully appreciated for another four decades. Long considered a mathematical curiosity, it was during the 1960s that theoretical work showed black holes were a generic prediction of general relativity. The discovery ofneutron stars sparked interest in gravitationally collapsed compact objects as a possible astrophysical reality.
Black holes of stellar mass are expected to form when massive stars collapse in asupernova at the end of their life cycle. After a black hole has formed it can continue to grow by absorbing mass from its surroundings. By absorbing other stars and merging with other black holes, supermassive black holes of millions of solar masses may be formed.
Despite its invisible interior, the presence of a black hole can be inferred through its interaction with other matter. Astronomers have identified numerous stellar black hole candidates in binary systems, by studying their interaction with their companion stars. There is growing consensus that supermassive black holes exist in the centers of most galaxies. In particular, there is strong evidence of a black hole of more than 4 million solar masses at the center of our Milky Way.

History

Schwarzschild black hole
Simulation of gravitational lensing by a black hole, which distorts the image of a galaxy in the background (larger animation)
The idea of a body so massive that even light could not escape was first put forward bygeologist John Michell in a letter written to Henry Cavendish in 1783 of the Royal Society:
If the semi-diameter of a sphere of the same density as the Sun were to exceed that of the Sun in the proportion of 500 to 1, a body falling from an infinite height towards it would have acquired at its surface greater velocity than that of light, and consequently supposing light to be attracted by the same force in proportion to its vis inertiae, with other bodies, all light emitted from such a body would be made to return towards it by its own proper gravity.
—John Michell[3]
In 1796, mathematician Pierre-Simon Laplace promoted the same idea in the first and second editions of his book Exposition du système du Monde (it was removed from later editions).[4][5]Such "dark stars" were largely ignored in the nineteenth century, since it was not understood how a massless wave such as light could be influenced by gravity.[6]

General relativity



Black Hole


Black hole (lubang hitam) bakal menghisap apapun yang mendekatinya, termasuk cahaya yang melintas. Dan kini para astronom mendapatkan bukti bahwa bintang-bintang di langit pun tidak luput dari ’keserakahannya.’
Pengamatan dari tiga teleskop ruang angkasa sinar-X selama lebih dari satu dekade menunjukkan adanya sebuah bintang yang tercabik dan ditelan oleh sebuah black hole.
Sebelumnya para astronom sudah melihat bagaimana black hole menyedot gas yang beterbangan di sekitarnya, lalu memanaskan gas tersebut sehingga memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang, mulai dari gelombang radio hingga gelombang cahaya tampak dan sinar-X. Mereka juga memperkirakan bahwa sebuah bintang sekalipun bisa terkoyak karena daya tarik gravitasi sebuah black hole, namun bukti mengenai hal itu baru didapatkan sekarang.
Berdasarkan pengamatan, para astronom melihat sebuah bintang yang terlempar mendekati pusat sebuah galaksi akibat kedekatan posisinya dengan bintang lain. Dalam perjalanannya menempuh jalur tersebut, ia mendekati sebuah black hole raksasa yang massanya setara dengan 100 juta kali massa Matahari, lalu tersedot arus hisapnya.
“Bintang itu sesungguhnya bisa selamat bila hanya terhisap sebagian, misalnya gasnya saja,” ujar Stefanie Komossa, astronom di Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics, Jerman. “Namun dalam peristiwa ini ia terhisap seluruhnya.”



Apa beda Black Hole dan Supernova ?


supernova

black hole

Sebenarnya proses kedua hal tersebut sangatlah mirip namun untuk mengetahui hal tersebut bacalah blog ini sampai habis. ^^



Bintang terjadi karena proses reaksi fusi nuklir yang terus menerus terjadi di dalam inti bintang tersebut sehingga membuat bintang tersebut dapat menyala atau membuat cahayanya sendiri. Contohnya matahari, Matahari menggabungkan hydrogen dan helium untuk membuat reaksi fusi tersebut cukup kuat untuk massa bintang tersebut dalam melawan kekuatan gravitasi bintang tersebut sehingga tidak membuat bintang tersebut hancur.

Umur bintang tergantung oleh besar massa bintang tersebut. Semua bintang yang diketahui pada sekarang ini kebanyakan memiliki 2 buah gaya yaitu , gaya gravitasi dan tekanan yang timbul karena reaksi fusi dari 


Bintang


Sun - First closest star

Proxima Centauri - Second closest star

Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).

Menurut ilmu astronomi, definisi bintang adalah: “Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir."

Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang neutron yang sudah tidak memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Bintang terdekat dengan Bumi adalah Matahari pada jarak sekitar 149,680,000 kilometer, diikuti oleh Proxima Centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak sekitar empat tahun cahaya.


Sejarah Pengamatan



Melihat Bintang Netron dari Permukaan Bumi
Author: The Mystery Man

Bintang netron (BN) menarik perhatian para ilmuwan karena kondisinya yang sangat ekstrem. Betapa tidak. Bintang yang memiliki diameter hanya sekitar 25 km ini memiliki massa sekitar 1,4 kali massa matahari atau setara dengan setengah juta kali massa bumi. Dengan demikian medan gravitasi di permukaan bintang ini berkisar 200 milyar kali lebih kuat dari medan gravitasi di permukaan bumi. Medan gravitasi sebesar ini akan mampu meremukkan benda-benda yang ada dipermukaannya serta atom-atom penyusun benda tersebut. Sebagai gambaran, seseorang yang jatuh ke permukaan BN akan menabrak permukaannya dengan kecepatan 150.000 km per detik atau energi yang dihasilkan oleh tabrakan tersebut setara dengan 100 megaton ledakan nuklir. Tidak hanya sampai di situ. Sebuah BN dapat memiliki medan magnetik hingga 100 gigatesla. Medan magnet sebesar itu dapat menghancurkan semua informasi di dalam semua kartu kredit yang ada di atas permukaan bumi, jika BN diletakkan pada orbit bulan. Sebagai perbandingan, medan magnet bumi hanya berkekuatan sekitar 60 mikrotesla.

Proses terbentuknya bintang netron

BN berawal dari bintang biasa yang sudah kehabisan bahan bakar nuklirnya. Bintang-bintang yang terlihat di malam hari mengalami kesetimbangan antara gaya gravitasi yang berusaha mengerutkan bintang dan gaya-gaya akibat ledakan nuklir yang berusaha membuyarkan materi bintang. Saat bahan bakarnya habis, gaya gravitasi mulai bekerja dan terjadilah serangkaian reaksi fusi dan fisi nuklir yang diikuti dengan proses supernova, suatu ledakan maha dahsyat yang memancarkan cahaya terang benderang mengalahkan seluruh cahaya yang ada di galaksi tempat bintang bermukim. Cahaya ini muncul dari pelepasan energi akibat penurunan drastis massa bintang (hukun kekekalan energi, E=mc2). Diyakini bahwa bintang netron berasal dari bintang berukuran 15 hingga 30 kali matahari (meski demikian, angka ini terus berubah dengan meningkatnya akurasi simulasi supernova). Bintang yang lebih berat akan menjadi lubang hitam (black hole) sedangkan bintang yang lebih ringan akan berakhir sebagai kerdil putih (white dwarf) jika mereka mengalami proses serupa. Di samping itu, hukum kekekalan momentum akan menaikkan rotasi bintang secara drastis, suatu penjelasan mengapa BN dapat berotasi hingga 600 putaran per detik.



Gambar 1. Susunan bintang netron menurut teori serta data eksperimen yang ada saat ini. Atmosfir bintang sangat tipis, kulit bintang yang mayoritas terdiri dari besi juga hanya memiliki ketebalan sekitar 1 km. Inti luar yang disusun oleh netron “cair” menyelimuti inti dalam yang belum diketahui secara pasti apa isinya. Jari-jari bintang netron sendiri diperkirakan hanya sekitar 12 km, namun massanya sekitar 1,4 kali massa matahari atau 500.000 kali massa bumi.

Crab Nebulae                          Bintang Neutron

Gambar 2. Gambar kiri menunjukkan Crab Nebula, hasil ledakan sebuah bintang (supernova) pada tahun 1054. Nebula ini berukuran sekitar 10 tahun cahaya (1 detik cahaya sama dengan 300.000 km). Pusat nebula dihuni sebuah pulsar, sebuah bintang netron dengan massa seberat massa matahari namun berukuran tidak lebih dari sebuah kota. Pulsar ini berotasi sebanyak 30 putaran per detik. Gambar kanan memperlihatkan (tanda panah) bintang netron yang terisolasi yang berhasil direkam oleh teleskop ruang angkasa Hubble. (Diambil dari Astronomical Picture of the Day).



Bintang katai dapat merujuk kepada beberapa kelas berbeda
Istilah bintang katai sendiri umumnya merujuk pada bintang-bintang deret utama Diagram Hertzsprung-Russel, dengan kelas luminositas V. Istilah ini diperkenalkan oleh Eijnar Hertzsprung untuk membedakannya dengan kelompok populasi bintang berluminositas lebih besar yang disebut sebagai bintang raksasa.

White Dwarfs
  1. Katai merah adalah bintang deret utama bermassa rendah.
  2. Katai kuning adalah bintang deret utama dengan massa yang sebanding dengan Matahari.
  3. Katai putih adalah sisa bintang yang terdiri dari materi elektron terdegenerasi, merupakan tahapan akhir evolusi bintang yang tidak cukup masif untuk menjadi supernova tipe II-bintang-bintang bermassa kurang dari 9 massa matahari.
  4. Katai coklat adalah obyek sub-bintang yang kurang masif untuk melangsungkan fusi hidrogen menjadi helium – massa kurang dari 0,08 massa matahari.
  5. Katai gelap merujuk pada katai putih yang sudah cukup terdinginkan sehingga tidak lagi memancarkan cahaya dalam panjang gelombang tampak.



Dalam kosmologi, Big Crunch merupakan salah satu skenario yang mungkin untuk nasib akhir alam semesta, di mana perluasan metrik ruang akhirnya membalikkan dan universe recollapses, akhirnya berakhir sebagai singularitas lubang hitam. (Sebuah sinonim lucunya "Big Gnab", dari membalikkan kata "bang".)



Karena entropi terus meningkat dalam fase kontraksi, kontraksi akan muncul sangat berbeda dari pemulihan saat ekspansi. Sementara alam semesta awal sangat seragam, alam semesta kontraktor akan menjadi semakin berkelompok. Akhirnya semua materi akan runtuh ke dalam lubang hitam, yang kemudian akan menyatu menghasilkan sebuah lubang hitam bersatu atau Big Crunch singularitas.

Jika kerapatan alam semesta lebih besar dari kerapatan kritis, maka kekuatan gaya gravitasi akan menghentikan alam semesta dari memperluas dan alam semesta akan runtuh kembali pada dirinya sendiri. Sebaliknya, jika kerapatan alam semesta kurang dari kerapatan kritis, alam semesta akan terus berkembang dan tarikan gravitasi tidak akan cukup untuk menghentikan alam semesta dari berkembang. Skenario ini akan menghasilkan 'Freeze Big', di mana alam semesta mendingin karena mengembang dan mencapai keadaan entropi. Beberapa berteori bahwa alam semesta bisa runtuh ke keadaan di mana ia dimulai dan kemudian memulai lagi Big Bang, sehingga dalam cara ini alam semesta akan berlangsung selamanya, tapi akan melewati fase ekspansi (Big Bang) dan kontraksi (Big Crunch).

Bukti eksperimental terakhir telah menimbulkan spekulasi bahwa ekspansi alam semesta adalah tidak diperlambat oleh gravitasi tetapi lebih mempercepat. Namun, karena sifat dari energi gelap yang mendorong percepatan tidak diketahui, masih mungkin yang pada akhirnya bisa menyebabkan runtuhnya sebuah Alam Semesta.

Lalu, kapankah peristiwa tersebut terjadi?

Mungkinkah manusia selamat?? 

Sumber : Wikipedia/Big_Crunch



Big Bang (Ledakan Dahsyat)

Universe Expansion

Menurut model dentuman besar, alam semesta mengembang dari keadaan awal yang sangat padat dan panas dan terus mengembang sampai sekarang. Secara umum, pengembangan ruang semesta yang mengandung galaksi-galaksi dianalogikan seperti roti kismis yang mengembang. Gambar di atas merupakan gambaran konsep artis yang mengilustrasikan pengembangan salah satu bagian dari alam semesta rata.

Dentuman Besar (bahasa Inggris: Big Bang) adalah salah satu model kosmologi ilmiah mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13,7 milyar tahun lalu (pengukuran terbaik pada tahun 2009 memperkirakan hal ini terjadi sekitar 13,3 - 13,8 milyar tahun yang lalu) dan terus mengembang sampai sekarang.

Adalah Georges Lemaître, seorang biarawan Katoli Romawi Belgia, yang mengajukan teori dentuman besar mengenai asal usul alam semesta, walaupun ia menyebutnya sebagai "hipotesis atom purba". Kerangka model teori ini bergantung pada relativitas umum Einstein dan beberapa asumsi-asumsi sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori dentuman besar dirumuskan oleh Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya, sebagaimana yang disugesti oleh Lemaître pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya. Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat seperti yang terpantau sekarang, semuanya haruslah pernah berdekatan di masa lalu. Gagasan ini kemudian mengarahkan kita pada suatu kondisi alam semesta yang sangat padat dan bersuhu sangat tinggi di masa lalu.




U.S. researchers mengatakan mereka telah mengidentifikasi formasi batuan di Mars yang mungkin mengandung fosil awal kehidupan di planet ini.



Sebuah tim yang dipimpin oleh seorang ilmuwan dari the Search for Extraterrestrial Intelligence Institute in California mengatakan batuan kuno di wilayah Mars disebut Nili Fossae mirip kejadian di daerah Australia di mana bukti awal kehidupan di Bumi telah dikuburkan dan diawetkan dalam bentuk mineral.

Mereka mengatakan proses-proses yang diawetkan ini menandakan bahwa kehidupan di Bumi bisa saja terjadi di Mars di Nili Nili Fossae.

Batu-batu The Nili Fossae tersebut sampai dengan 4 milyar tahun dan telah ada selama tiga-perempat dari sejarah Mars.

Pada tahun 2008 mereka menemukan kandungan karbonat, sudah lama dianggap sebagai bukti kehidupan purba.

Kehidupan terkubur, selama jutaan tahun, sering berubah menjadi karbonat.

"Ini adalah tempat yang harus kita periksa bagi kehidupan awal di Mars," ujar Adrian Brown dari SETI.



Sumber : http://ensiklopediadi.blogspot.com/2010/08/batuan-mars-bisa-mengungkapkan-awal.html



Batas Chandrasekhar

Batas Chandrasekhar adalah massa maksimum dari suatu bintang katai putih, dan kira-kira besarnya 3 × 1030 kg, sekitar 1,44 kali dari massa matahari. Angka ini sedikit berbeda dalam berbagai tulisan, dari 1,2 sampai 1,46 kali massa matahari dan bergantung pada susunan kimia dari bintang itu. Batas ini pertama kali dihitung oleh ahli fisika India yang bernama Subrahmanyan Chandrasekhar.


Meraih Batas Pandang Alam Semesta

PADA Maret 2004 suatu tim astronom di European Southern Observatory yang dipimpin Roser Pelló dan Daniel Schaerer mengumumkan penemuan galaksi yang terjauh, yaitu Abell 1835 IR1916. Jarak galaksi tersebut 13,23 miliar tahun cahaya (satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun; satu detik cahaya adalah 300.000 kilometer). Pertanyaan yang muncul, bagaimana astronom dapat mengetahui jarak galaksi tersebut" Seberapa jauh kita dapat melihat alam semesta ini" Dan apa yang dapat kita lihat pada jarak terjauh itu ?



GALAKSI terjauh, Abell 1835 IR1916 (dalam lingkaran), terletak pada jarak 13,23 miliar tahun cahaya (foto dari European Southern Observatory atau ESO). Metode penentuan jarak bintang yang paling sederhana adalah metode paralaks trigonometri. Akibat perputaran Bumi mengitari Matahari, maka bintang-bintang yang dekat tampak bergeser letaknya terhadap latar belakang bintang-bintang yang jauh. Dengan mengukur sudut pergeseran itu (disebut sudut paralaks), dan karena kita tahu jarak Bumi ke Matahari, maka jarak bintang dapat ditentukan.

Sudut paralaks ini sangat kecil hingga cara ini hanya bisa digunakan untuk bintang-bintang yang jaraknya relatif dekat, yaitu hanya sampai beberapa ratus tahun cahaya (bandingkan dengan diameter galaksi kita yang 100.000 tahun cahaya, dan jarak galaksi Andromeda yang dua juta tahun cahaya). Ada metode lain yang dapat meraih jarak lebih jauh, yaitu metode fotometri.




Bagaimana Galaksi Terbentuk                       
Epochtimes : Selasa, 02 Maret 2010


Untuk kali pertama, ilmuwan mampu menjelaskan keanekaragaman bentuk galaksi yang terlihat di alam semesta. Ilmuwan Dr. Andrew Benson dari California Institute of Technology (Caltech) dan Dr. Nick Devereux dari Embry-Riddle University di Arizona, melacak evolusi dari sebuah galaksi berumur 13 milyar tahun yang terbentuk dari sejak awal alam semesta hingga sekarang. Hasil dari penelitian ini dipaparkan pada jurnal bulanan Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.

Galaksi merupakan sekumpulan bintang, planet, gas, dan debu yang kesemuanya itu membentuk suatu komponen yang cukup besar sehingga dapat diamati dengan cukup mudah di tengah maha luasnya alam semesta. Galaksi terkecil mengandung beberapa juta bintang, sedangkan yang terbesar bisa jadi menampung sebanyak satu triliun bintang.

Astronom asal Amerika, Edwin Hubble merupakan orang pertama yang menyusun sebuah taksonomi mengenai galaksi pada 1930-an. Sejak itu taksonomi dikenal sebagai "Rangkaian Hubble" (Hubble Sequence).




Badai Matahari Setara Dengan Ratusan Bom Hidrogen

Setelah 10 tahun ‘terlelap’ dalam tidur panjangnya, Matahari bangun. Bangkitnya Sang Surya membuat para astronom bersiaga penuh.

Minggu ini, beberapa media Amerika Serikat (AS) memberitakan, Badan Antariksa AS, NASA memperingatkan ‘tsunami Matahari’ yang menciptakan fenomena aurora — saat suar Matahari memukul perisai Bumi awal Agustus lalu, hanya permulaan.

Itu hanya awal dari badai Matahari masif yang berpotensi merusak jaringan listrik dan satelit di seluruh planet Bumi.

NASA telah menangkis semua pemberitaan itu dengan mengatakan, hal itu bisa terjadi ‘dalam waktu 100 tahun atau hanya 100 hari’. Namun astronom Australia mengatakan, komunitas ilmuwan luar angkasa bertaruh badai Matahari bisa datang lebih cepat.

Meski mengeluarkan bantahan, NASA telah mengawasi aktivitas badai di Matahari sejak 2006. Dan berita yang beredar di AS menyebut badai matahari bisa terjadi di tahun bencana yang ‘diramalkan’  Hollywood — 2012.

Kilas balik ke belakang, badai Matahari pada 1859 dan 1921 menyebabkan kekacauan, badai itu memutus jaringan telegram dalam skala yang masif. Dan, badai 2012 diduga lebih berefek negatif.

“Konsensus umum di kalangan para astronom, badai Matahari pada 2012 atau 2013 akan jadi yang terburuk dalam 100 tahun terakhir,” kata dosen astronomi dan kolumnis, Dave Reneke, seperti diberitarakan laman News.com.au, 25 Agustus 2010.

Peringatan khususnya ditujukan untuk maskapai penerbangan, perusahaan telekomunikasi, dan siapapun yang tergantung pada sistem GPS modern.

“Bahkan bisa memutus rangkaian listrik dan ‘memukul’ satelit yang mengorbit, seperti yang terjadi tahun ini,” tambah Reneke.

Namun, ilmuwan tak begitu peduli apakah badai Matahari berikutnya terburuk dalam sejarah, ataukah separah badai 1859.



Awan molekul

Awan molekul adalah salah satu jenis awan antarbintang yang kerapatan dan ukurannya mengijinkan pembentukan molekul, kebanyakan dalam bentuk molekul hidrogen, H2. Molekul ini sebenarnya sulit untuk dideteksi, dan molekul yang dipakai untuk melacak H2 adalah CO (karbon monoksida). Rasio antara luminositas CO dan massa H2 biasanya mendekati konstan, walaupun terdapat beberapa alasan untuk menyangsikan asumsi ini pada pengamatan beberapa galaksi.

Keberadaan

Di dalam Bimasakti, gas molekuler menyusun kurang dari satu persen volume medium antarbintang, namun demikian dia merupakan bagian terpadat yang menyusun setengah dari jumlah massa seluruh medium antarbintang yang ada di daerah bagian dalam orbit Matahari mengelilingi pusat galaksi.



Para astronom mungkin telah menemukan lubang hitam termuda yang selama ini pernah dilihat di lingkungan kosmik kita.

Para ilmuwan telah melihat lubang hitam balita sebelumnya, tetapi mereka tidak pernah bisa untuk merayakan ulang tahun sebuah lubang hitam secara tepat. Komposisi gambar menunjukkan supernova di dalam galaksi M100 yang mungkin mengandung lubang hitam termuda yang telah dikenal di lingkungan kosmik kita. Dalam gambar ini, Chandra's X-rays berwarna emas, sedangkan data optik dari ESO's Very Large Telescope ditampilkan dalam data kuning-putih dan biru, serta inframerah dari Spitzer adalah merah.


Supernova 1979C atau SN1979C pertama kali dilaporkan ketika dilihat oleh seorang astronom amatir pada tahun 1979. Galaksi M100 terletak di Cluster Virgo sekitar 50 juta tahun cahaya dari Bumi. Berumur sekitar 30-tahun dan berjarak relatif dekat membuat SN1979C sebagai contoh terdekat kemunculan lubang hitam yang selama ini pernah diamati, jika penafsiran oleh para ilmuwan benar.

Data dari Chandra, seperti juga dilakukan oleh NASA's Swift, the European Space Agency's XMM-Newton dan the German ROSAT observatory mengungkap sumber terang sinar-X yang tetap stabil selama 12 tahun (1995-2007) pengamatan. Perilaku dan spektrum X-ray, atau distribusi sinar-X dengan energi, mendukung hipotesis bahwa objek SN1979C adalah sebuah lubang hitam yang terbentuk baik oleh material yang jatuh ke dalam lubang hitam setelah supernova atau dari bintang bineri pendamping.

How interesting is my blog?

Powered By Blogger
she's girl : Jovina. Powered by Blogger.

What time is it?

Search box

About Me

My photo
Jakarta, South-East of Asian, Indonesia
Love honesty, animals, books, science-fictions. Well, that's lot to love.

Followers

Pageviews

My Visitors ~('.'~)